Sabtu, 26 November 2011

Love The Way You Lie Part 2 Lyrics

[Rihanna] On the first page of our story the future seemed so bright then this thing turned out so evil I don't know why I'm still surprised even angels have their wicked schemes and you take that to new extremes but you'll always be my hero even though you've lost your mind [Chorus] Just gonna stand there and watch me burn but that's all right because I like the way it hurts just gonna stand there and hear me cry but that's all right because I love the way you lie I love the way you lie Ohhh, I love the way you lie [Rihanna] Now there's gravel in our voices glass is shattered from the fight in this tug of war, you'll always win even when I'm right 'cause you feed me fables from your hand with violent words and empty threats and it's sick that all these battles are what keeps me satisfied [Chorus] [Rihanna] So maybe I'm a masochist I try to run but I don't wanna ever leave til the walls are goin' up in smoke with all our memories [Eminem] This morning, you wake, a sunray hits your face smeared makeup as we lay in the wake of destruction hush baby, speak softly, tell me I'll be sorry that you pushed me into the coffee table last night so I can push you off me try and touch me so I can scream at you not to touch me run out the room and I'll follow you like a lost puppy http://www.elyricsworld.com/love_the_way_you_lie_part_2_lyrics_rihanna.html baby, without you, I'm nothing, I'm so lost, hug me then tell me how ugly I am, but that you'll always love me then after that, shove me, in the aftermath of the destructive path that we're on, two psychopaths but we know that no matter how many knives we put in each other's backs that we'll have each other's backs, 'cause we're that lucky together, we move mountains, let's not make mountains out of molehills, you hit me twice, yeah, but who's countin'? I may have hit you three times, I'm startin' to lose count but together, we'll live forever, we found the youth fountain our love is crazy, we're nuts, but I refused counsellin' this house is too huge, if you move out I'll burn all two thousand square feet of it to the ground, ain't shit you can do about it with you I'm in my f-ckin' mind, without you, I'm out it [Chorus]

Utopia Lyrics

The burning desire to live and roam free It shines in the dark And it grows within me You're holding my hand but you don't understand So where I am going, you won't be in the end I'm dreaming in colors Of getting the chance I'm dreaming of China; the perfect romance In search of the door to open your mind In search of the cure of mankind Help us we're drowning So closed up inside Why does it rain, rain, rain down on Utopia? Why does it have to kill the ideal of who we are? Why does it rain, rain, rain down on Utopia? And when the lights die down, telling us who we are? I'm searching for answers not given for free They're hidden inside, is there life within me? You're holding my hand but you don't understand So I'm taking the road all alone in the end I'm dreaming in colors, no boundaries are there I'm dreaming the dream, we all seem to share http://www.elyricsworld.com/utopia_lyrics_within_temptation.html In search of the door, to open your mind In search of the cure of mankind Help us we're drowning So closed up inside Why does it rain, rain, rain down on Utopia Why does it have to kill the ideal of who we are? Why does it rain, rain, rain, down on Utopia? And when the lights die down, telling us who we are Why does it rain, rain, rain down on Utopia Why does it have to kill the ideal of who we are? Why does it rain, rain, rain down on Utopia And when the lights die down, telling us who we are Why does it rain?

Sabtu, 19 November 2011

majalah ku

I. Pengkajian Keperawatan Keluarga 
A. Identutas Umum Keluarga 
a) Identitas Kepala Keluarga Nama : Tn. N Umur : 50 tahun Agama : Islam Suku : Sunda Pendidikan : SD Pekerjaan : Buruh Alamat : Kp. Suradita, Ds. Suradita Rt 03/01, Kec. Cisauk Kab. Tangerang 
b) Komposisi Keluarga No Nama L/P Umur Hub Keluarga Pekerjaan Pendidikan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tn. N Ny. S Tn. S Ny. L Tn. Y Tn. Y Ny. H An. R An. B L P L P L L P L L 50 thn 45 thn 27 thn 18 thn 25 thn 27 thn 23 thn 26 thn 15 thn KK Istri KK Anak ke 7 Menantu Anak ke 8 Menantu Anak ke 9 Cucu Anak ke 11 Buruh IRT Buruh IRT Buruh Buruh IRT - Pelajar SD SD SMP SMP SMP SMP SMP - SMK 
c) Genogram Ny. S Tn. N Ny.N Tn.Y Tn.Y Ny.H An. B Tn.N Ny.L Tn.S An.R Ny.H Ket : : Meninggal : Perempuan : Laki-laki : Dalam satu rumah 
d) Tipe keluarga 
a. Jenis tipe keluarga : Keluarga Besar 
b. Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut Adanya dua nuclear family dan keluarga lain ada hubungan darah dalam satu rumah yang terdiri suami, istri dan anak yang sudah menikah dan tinggal dalam satu rumah. c. Suku bangsa
a) Asal suku bangsa Keluarga mengatakan keluarga berasal dari satu suku yakni suku sunda. Bahasa yang digunakan sehari-harinya dirumah adalah bahasa Sunda dan bahasa Indonesia.
b) Budaya yang berhubungan dengan kesehatan Adanya saling bergotong royong menjaga kesehatan lingkungan sekitar, berdoa kepada Tuhan YME agar diberi kesehatan. 
d. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan Keluarga ini beragama islam dan mempercayai Tuhan YME yang menyembuhkan sakit dan memberikan kesehatan, manusia hanya berikhtiar dan berdoa, Tuhan yang menentukan. e. Status social ekonomi keluarga a) Anggota keluarga yang mencari nafkah Tn. N bekerja sebagai buruh / amprah pasir Tn. Y bekerja sebagai buruh/ karyawan di toko pupuk Tn. S bekerja sebagai buruh b) Penghasilan Tn. N : tidak tentu, 200.000/bulan Tn. Y : 100.000/minggu Tn. S : tak tentu, 100.000/bulan c) Upaya lain Berternak kambing dirumah oleh Tn. N d) Harta benda yang dimiliki TV, Motor e) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan Listrik : Rp. 200.000 perbulan. f. Aktifitas rekreasi keluarga Menonton TV bersama keluarga, ngobrol bareng keluarga dan bercanda gurau bersama keluarga B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga a. Tahapan perkembangan keluarga saat ini: - Keluarga mulai melepaskan anak sebagai dewasa b. Tahapan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya - Mempersiapkan /membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat - Mempersiapkan / membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat - Membantu anak untuk mempersiapkan menjadi orang tua - Penataan kembali peran orang tua dan kegiatan dirumah - Membantu anak untuk merawat anggota keluarga yang baru c. Riwayat kesehatan keluarga inti a) Riwayat kesehatan keluarga saat ini - Klien/ keluarga mengatakan semua anggota keluarga dalam keadaan sehat. - Klien / keluarga : membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat - Klien / keluarga : mengatakan bagaimana merawat / beradaptasi dengan anak yang baru lahir. b) Riwayat penyakit keturunan - Keluarga mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan seperti kencing manis (DM), Hipertensi (Terkadang darah tinggi pada Tn.N) c) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga No Nama Umur BB Keadaan kesehatan Imunisasi Masalah kesehatan Tindakan yang telah dilakukan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tn. N Ny. S Tn. S Ny. L Tn. Y Tn. Y Ny. H An. R An. B 50 thn 45 thn 27 thn 18 thn 25 thn 27 thn 23 thn 26 hr 15 thn 59 kg 47 kg 58 kg 46 kg 58 kg 57 kg 47 kg 3 kg 49 kg Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat - - - - - - - Hep,polio - Hipertensi - - - - - Masa nifas - - - - - - - - - Persalinan Normal d) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan - Keluarga mengatakan membawa anggota yang sakit ke puskesmas dan dokter klinik yang praktek - Keluarga mengatakan jika anggota keluarga yang sakit berat langsung dibawa ke rumah sakit terdekat e) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya - Keluarga mengatakan hanya sakit ringan saja dan bisa diobatin dengan obat warung. - Keluarga mengatakan terkadang Tn. N mengeluh pusing dan diperiksa ke dokter tekanan darah tinggi. - Keluarga mengatakan belum lama Ny. H pulang dari rumah sakit karena proses lahiran An.R dengan persalinan normal. C. Pengkajian lingkungan a. Karakteristik rumah a) Luas rumah : 150 m2 b) Tipe rumah : Permanen c) Kepemilikan : Tn.N d) Jumlah dan ratio kamar / ruangan : 4 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 dapur, kamar mandi /wc e) Ventilasi / jendela : 12 ventilasi f) Pemanfaatan ruangan : ruangan tamu dimanfaatkan untuk tempat bersama(nonton TV, dan menerima tamu), untuk makan g) Septic tank : 2 M letak : disamping rumah h) Sumber air minum : Sumur sanyo i) Kamar mandi/WC : ada j) Sampah : ada tempat penampungan di samping rumah. k) Kebersihan lingkungan : Lingkungan bersih dan ada pekarangan tanam / rumah. Denah Teras depan Perkarangan Kamar Rumah Tidur Kamar Ruang tamu Tidur Kamar kamar Tidur tidur Dapur b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW a) Kebiasaan : Membersihkan halaman rumah masing-masing dan adanya paguyuban pengajian. b) Aturan/Kesepakatan : Adanya budidaya kebersihan masing halaman rumah. c) Budaya : Hidup bersama, adanya saling gotong royong , adanya paguyuban pengajian c. Mobilitas Geografi Keluarga : Tinggal menetap sejak 24 tahun d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat - Adanya paguyuban pengajian seminggu sekali. e. Sistem pendukung keluarga. - Adanya peraturan desa, adanya jamkesmas dikeluarga serta jumlah keluarga yang sehat. D. STRUKTUR KELUARGA a. Pola/ cara komunikasi dalam keluarga Antara anggota keluarga menggunakan bahasa sunda yang halus dan sopan, setiap anggota keluarga berkomunikasi menggunakan bahasa sehari-hari yakni bahasa sunda b. Struktur Kekuatan Keluarga Anggota keluarga yang sudah menikah, kepala keluarga yang mempunyai kekuatan untuk mengambil keputusan, seperti tn.y yang menyarankan istrinya Ny.H untuk menggunakan fasilitas kesehatan dengan baik, sakit berobat ke puskesmas dan menyarankan untuk membawa bayinya ke Posyandu. c. Struktur Peran  Tn. Y Mempunyai kewajiban mencari nafkah untuk anak dan istrinya dan sedikit membantu Tn. N  Ny. H Merawat bayi dan menyusui bayi /IRT  Tn. N Mencari nafkah untuk keluarga secara keseluruhan  Ny. S Merawat rumah dan membatu anaknya untuk merawat bayi Ny.H /IRT  Tn.S Mencari nafkah untuk istrinya dan ikut serta untuk membantu Tn.N  Ny.L Sebagai ibu rumah tangga, merawat rumah.  An.B Belajar/ Sekolah  An.Y Sebagai membantu Tn.N untuk mencari nafkah. d. Nilai dan Norma Keluarga - Tn. N mengungkapkan bahwa jika mengalami gangguan kesehatan misalnya pusing ataupun demam, akan diobati sendiri dengan obat-obat yang dapat dibeli ditoko. Keluarga Tn. N juga masih meyakini khasiat dari obat-obatan tradisonal dan terkadang menggunakan obat-obat tradisional jika diperlukan Adanya rasa saling menghargai antara anggota keluarga - Adanya musyawarah mufakat dalam mengambil keputusan, untuk kebaikan anggota keluarga. - Adanya kepedulian dan rasa gotong royong yang tinggi antara anggota keluarga, apabila ada anggota keluarga sakit, maka anggota yang sehat berkewajiban merawat. E. FUNGSI KELUARGA a. Fungsi Afektif Adanya rasa perasaan saling memiliki antara anggota keluarga, yakni adanya bayi/An.R yang dirawat/dijaga kesehatannya, oleh Ny.S, Ny.L dan Ny.H, untuk menjaga kehangatan dan memberikan kasih saying kepada An.R. b. Fungsi Sosialisasi a) Kerukunan hidup dalam keluarga Tn.N mengajarkan kepada anaknya untuk hidup saling rukun antara anggota keluarga. b) Interaksi hubungan dalam keluarga. Antara anggota keluarga saling menghormati dan menyayangi serta adanya keharmonisan dan saling peduli, istrinya memanggil suaminya dengan sebutan Aa/ ayah dan anak-anaknya dipanggil dengan sebutan namanya c) Anggota keluarga yang paling dominant dalam mengambil keputusan. - Kepala Keluarga d) Kegiatan keluarga waktu senggang - Nonton TV bersama, ngobrol bareng bersama anggota keluarga. e) Partisipasi dalam kegiatan social - Adanya kepedulian atau gotong royong antara anggota keluarga dan masyarakat terdekat, sumbangan masjid, pengajian rutin. c. Fungsi perawatan keluarga a). Mengenal masalah  Keluarga mengatakan belum begitu mengerti tentang merawat bayi baru lahir.  Keluarga mengatakan belum mengerti tentang penyebab, tanda dan gejala, serta bagaimana pencegahan dan pengobatan hipertensi.  Tn. N mengatakan sakit apa kalau kencing hangat dan susah kencing.  Keluarga mengatakan Tn. N pernah mempunyai tekanan darah 180/90 mmHg b). Mengambil keputusan - Keluarga mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit maka kepala keluarga membawa/menyarankan untuk berobat ke puskesmas, dokter, klinik terdekat. - Keluarga mengatakan jika bayi ada keluhan maka langsung dibawa ke puskesmas atau posyandu. c). Merawat anggota yang sakit  Keluarga hanya memberikan / menyarankan untuk memberikan ASI untuk bayi baru lahir  Keluarga hanya mengompres jika anggota ada yang sakit panas  Keluarga mengerok anggota keluarga jika ada yang masuk angin  Keluarga hanya memberikan obat warung jika anggota keluarganya ada yang sakit d). Modifikasi Lingkungan  Keluarga memanfaatkan air sumur untuk mandi dan air minum.  Keluarga memanfaatkan lahan yang ada untuk di tanami pepohonan dan menjaga kebersihannya. e). Memanfaatkan sarana kesehatan Keluarga mengatakan jika anggota keluarga yang sakit untuk berobat ke puskesmas, dokter klinik terdekat untuk berobat. d. Fungsi Reproduksi  Perencanaan jumlah anak • Ny. S mengatakan banyak anak, banyak rizki, itupun kalau anaknya sudah kerja dan punya penghasilan tetap • Ny. H mengatakan tergantung dari kemauan Tn. Y untuk mempunyai anggota keluarga • Ny. H mengatakan pernah ikut KB yakni pil selama satu tahun • Ny. L mengatakan belum pernah ikut KB. e. Fungsi ekonomi a) Upaya pemenuhan sandang pangan - Keluarga mengatakan makanan sehari-hari keluarga adalah tahu, tempe, ikan asin, lauk pauk dan nasi - Keluarga mengatakan makanan sehari-hari dibeli dari hasil kerja anggota kepala keluarga b) Pemanfaatan sumber di masyarakat Mengembala kambing, ikut serta dalam membantu membangun rumah warga. F. Stres dan Koping Keluarga a. Stressor jangka pendek Keluarga mengatakan bagaimana cara merawat / menyusui bayi salama 6 bulan b. Stressor jangka panjang Keluarga mengatakan apakah dengan pemberian ASI yang cukup bulan/selama 6 bulan bagus untuk tumbuh kembang bayi. Tn. N mengatakan yang menjadi pikiran adalah kesejahteraan semua anggota keluarganya. c. Respon keluarga terhadap stressor Keluarga mengatakan adanya rasa kurang mengerti dan memahami dengan adanya bayi baru lahir dan bagaimana cara merawatnya agar tetap sehat d. Strategi koping Keluarga mengatakan hanya bisa membawa anggota keluarga yang sakit untuk berobat e. Strategi adaptasi disfungsional Tn. A tidak menggunakan adaptasi Disfungsional kepada anak-anaknya . G. Keadaan gizi keluarga a. Pemenuhan gizi Keluarga menyatakan anggota keluarga makan yang sederhana tetapi bergizi tinggi seperti tempe, tahu, lauk pauk dan nasi b. Upaya lain Keluarga mengatakan memelihara kambing. H. Harapan keluarga a. Terhadap masalah kesehatan - Keluarga mengatakan keluarga kami sangat mengutamakan kebersihan b. Terhadap petugas kesehatan yang ada - Keluarga berharap petugas kesehatan terutama petugas puskesmas mengutamakan dan lebih memperhatikan kesehatan terhadap masyarakat kecil. I. Pemeriksaan fisik No Variable Nama anggota keluarga Tn. N Ny. S Tn. S Ny. L 1 Riwayat penyakit saat ini Klien mengatakan tidak mengeluh darah tinggi Klien mengatakan tidak ada keluhan hanya badan pegal-pegal Klien mengatakan tidak ada keluhan Klien mengatakan tidak ada keluhan 2 Keluhan yang dirasakan Kepala pusing tujuh keliling, Klien mengatakan tidak ada keluhan Klien mengatakan tidak ada keluhan Klien mengatakan tidak ada keluhan 3 Tanda dan gejala Klien mengatakan tidak pusing Klien mengatakan tidak pusing atau pegal-pegal Klien mengatakan tidak pusing Klien mengatakan tidak pusing atau keluhan lain. 4 Riwayat penyakit sebelumnya Hipertensi Tidak ada Tidak ada Tidak ada 5 Tanda-tanda Vital TD : 130/90 mmHg RR: 20x/mnt 130/80 mmHg, RR : 18x/mnt 120/80 mmHg, RR : 18x/mnt 120/80 mmHg, RR : 18x/mnt 6 System cardiovaskuler SI dan S II normal, tidak ada suara tambahan SI dan S II normal, tidak ada suara tambahan SI dan S II normal, tidak ada suara tambahan SI dan S II normal, tidak ada suara tambahan 7 System respirasi Pergerakan dada simetris tidak ada suara whezzing, tidak ada ronchi, tidak menggunakan alat bantu nafas. Bunyi nafas vesikuler, pergerakan dada simetris, tidak ada suara whezzing, dan tidak ada alat bantu nafas Bunyi nafas vesikuler, pergerakan dada simetris, tidak ada suara whezzing, dan tidak ada alat bantu nafas Bunyi nafas vesikuler, pergerakan dada simetris, tidak ada suara whezzing, dan tidak ada alat bantu nafas 8 System pencernaan Klien tidak mengeluh sakit perut dank lien mengatakan BAB sehari 1 kali Klien tidak mengeluh sakit perut dank lien mengatakan BAB sehari 1 kali Klien tidak mengeluh sakit perut dank lien mengatakan BAB sehari 2 kali Klien tidak mengeluh sakit perut dank lien mengatakan BAB sehari 1 kali 9 System persyarafan Klien dapat menjawab pertanyaan dengan jelas, dapat melihat dan menjelaskan kembali, tidak ada masalah dalam system ini Klien dapat menjawab pertanyaan dengan jelas, dapat melihat dan menjelaskan kembali, tidak ada masalah dalam system ini Klien dapat menjawab pertanyaan dengan jelas, dapat melihat dan menjelaskan kembali, tidak ada masalah dalam system ini Klien dapat menjawab pertanyaan dengan jelas, dapat melihat dan menjelaskan kembali, tidak ada masalah dalam system ini 10 System musculoskeletal Klien dapat menggerakan ektremitas nya dengan baik, klien dapat berjalan, tidak ada luka dan varises Klien dapat menggerakan ektremitas nya dengan baik, klien dapat berjalan, tidak ada luka dan varises Klien dapat menggerakan ektremitas nya dengan baik, klien dapat berjalan, tidak ada luka dan varises Klien dapat menggerakan ektremitas nya dengan baik, klien dapat berjalan, tidak ada luka dan varises 11 System genetalia Klien dapat buang air kencing tidak lancar, dan air kencing hangat. Klien dapat buang air kencing dengan lancar, dan masih berfungsi dengan baik Klien dapat buang air kencing dengan lancar, dan masih berfungsi dengan baik Klien dapat buang air kencing dengan lancar, dan masih berfungsi dengan baik Tn. Y Tn. Y Ny. H An. R An. B 1 Klien mengatakan tidak mengeluh darah tinggi Klien mengatakan tidak ada keluhan hanya badan pegal-pegal Klien mengatakan tidak ada keluhan Keluarga mengatakan tidak ada keluhan Klien mengatakan tidak ada keluhan 2 Kepala pusing tujuh keliling, Klien mengatakan tidak ada keluhan Klien mengatakan tidak ada keluhan Klien rewel dan banyak minum ASI Klien mengatakan tidak ada keluhan 3 Klien mengatakan tidak pusing Klien mengatakan tidak pusing atau pegal-pegal Klien mengatakan tidak pusing Keluarga mengatakan minum ASI BAB mencret Klien mengatakan tidak pusing 4 Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada 5 TD : 120/80 mmHg RR: 20x/mnt 120/80 mmHg, RR : 18x/mnt 130/80 mmHg, RR : 18x/mnt RR : 50x/mnt Suhu : 36,7 C 120/80 mmHg, RR : 18x/mnt 6 SI dan S II normal, tidak ada suara tambahan SI dan S II normal, tidak ada suara tambahan SI dan S II normal, tidak ada suara tambahan SI dan S II normal, tidak ada suara tambahan SI dan S II normal, tidak ada suara tambahan 7 Pergerakan dada simetris tidak ada suara whezzing, tidak ada ronchi, tidak menggunakan alat bantu nafas. Bunyi nafas vesikuler, pergerakan dada simetris, tidak ada suara whezzing, dan tidak ada alat bantu nafas Bunyi nafas vesikuler, pergerakan dada simetris, tidak ada suara whezzing, dan tidak ada alat bantu nafas Bunyi nafas bronco vesikuler, pergerakan dada simetris, tidak ada suara whezzing, dan tidak ada alat bantu nafas Bunyi nafas vesikuler, pergerakan dada simetris, tidak ada suara whezzing, dan tidak ada alat bantu nafas 8 Klien tidak mengeluh sakit perut dan klien mengatakan BAB sehari 1 kali Klien tidak mengeluh sakit perut dan klien mengatakan BAB sehari 1 kali Klien tidak mengeluh sakit perut dan klien mengatakan BAB sehari 1 kali BAB sehari 2 kali Klien tidak mengeluh sakit perut dan klien mengatakan BAB sehari 1 kali 9 Klien dapat menjawab pertanyaan dengan jelas, dapat melihat dan menjelaskan kembali, tidak ada masalah dalam system ini Klien dapat menjawab pertanyaan dengan jelas, dapat melihat dan menjelaskan kembali, tidak ada masalah dalam system ini Klien dapat menjawab pertanyaan dengan jelas, dapat melihat dan menjelaskan kembali, tidak ada masalah dalam system ini An. R dapat merespon jika ada sentuhan, gerakan Klien dapat menjawab pertanyaan dengan jelas, dapat melihat dan menjelaskan kembali, tidak ada masalah dalam system ini 10 Klien dapat menggerakan ektremitas nya dengan baik, klien dapat berjalan, tidak ada luka dan varises Klien dapat menggerakan ektremitas nya dengan baik, klien dapat berjalan, tidak ada luka dan varises Klien dapat menggerakan ektremitas nya dengan baik, klien dapat berjalan, tidak ada luka dan varises Klien dapat menggerakan ektremitas nya dengan baik, tidak ada luka dan varises Klien dapat menggerakan ektremitas nya dengan baik, klien dapat berjalan, tidak ada luka dan varises 11 Klien dapat buang air kencing dengan lancar, dan masih berfungsi dengan baik. Klien dapat buang air kencing dengan lancar, dan masih berfungsi dengan baik Klien dapat buang air kencing dengan lancar, dan masih berfungsi dengan baik Klien dapat buang air kencing dengan lancar, berfungsi dengan baik II. Analisa Data Data Etiologi Masalah Keperawatan DS: - Keluarga mengatakan belum begitu mengerti tentang merawat bayi baru lahir. - Keluarga mengatakan rata-rata pendidikan anggota keluarga SD – SMP. DO : - Klien mempunyai anak baru lahir dengan usia 26 hari - Pendidikan Ny. H : SMP - Pendidikan anggota keluarga : SD s/d SMP - BB bayi baru lahir : 3 kg - Suhu : 36,7 C DS : - Keluarga mengatakan belum mengerti tentang tekanan darah tinggi pada Tn. N - Keluarga mengatakan Tn. N pernah mempunyai tekanan darah 180/90 mmHg. DO : - TD Tn. N : 130/90 mmHg - RR : 20x/mnt - BB : 59 kg - Klien banyak bertanya tentang darah tinggi - Pendidikan Tn. N : SD DS: - Klien / keluarga mengatakan bagaimana cara pemberian ASI eklusif - Keluarga mengatakan belum lama Ny. H pulang dari rumah skit karena proses lahiran An. R dengan persalinan normal. DO - Adanya bayi berumur 26 hari mengisap ASI kuat - Bayi sehat - BB : 3 kg - Suhu 36,7 C - Pendidikan Ny. H : SMP Adanya bayi baru lahir 26 hari Adanya pertanyaan tentang ASI yang baik untuk bayi Adanya rasa ketidaktahuan tentang merawat bayi Adanya ketidaktahuan tentang penyakit Kecemasan meningkat Stress Adanya pertanyaan tentang penyakitnya Adanya bayi berumur 26 hari Adanya ketidaktahuan tentang ASI eklusif Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang baru Ketidakmampuan keluarga Tn. N mengenal masalah hipertensi Resiko tinggi kurangnya nutrisi terhadap anggota keluarga Tn. N III. Diagnosa Keperawatan  Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang baru berhubungan dengan ketidaktahuan cara merawat bayi dengan baik.  Ketidakmampuan keluarga Tn. N mengenal masalah hipertensi berhubungan dengan ketidaktahuan tentang mengenal masalah hipertensi.  Resiko tinggi kurangnya nutrisi terhadap anggota keluarga Tn. N ( An. R ) berhubungan dengan ketidaktahuan tentang ASI eksklusif. IV. Skoring prioritas masalah Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang baru berhubungan dengan ketidaktahuan cara merawat bayi dengan baik No Kreteria Skala Bobot Skoring Pembenaran 1 a. Sifat masalah: Ancaman kesehatan b. Kemungkinan masalah yang didapat diubah : sebagian c. Potensial masalah untuk dicegah : mudah d. Menonjolnya masalah : masalah tidak dirasakan Total 2 1 3 0 1 2 1 1 2/3x1=2/3 1/2x2=1 3/3x1=1 0/2x1=0 2 2/3 (3) Merawat bayi : menjaga kesehatan bayi supaya tetap sehat Klien tidak tahu kalu bayi butuh perawatan yang baik Keluarga kooperatif dalam penyuluhan Keluarga tidak tahu tentang merawat bayi dengan baik yang mengakibatkan bayi sakit, keluarga merasa perlu adanya perawat yang handal untuk merawat bayinya Ketidakmampuan keluarga Tn. N mengenal masalah hipertensi berhubungan dengan ketidaktahuan tentang mengenal masalah hipertensi. No Kreteria Skala Bobot Skoring Pembenaran 1 a. Sifat masalah: Ancaman kesehatan b. Kemungkinan masalah yang didapat diubah : sebagian c. Potensial masalah untuk dicegah : mudah d. Menonjolnya masalah : masalah tidak dirasakan Total 2 1 3 0 1 2 1 1 2/3x1=2/3 1/2x2=1 3/3x1=1 0/2x1=0 2 2/3 (3) Hipertensi adalah tekanan 140/90 mmHg Klien tidak tahu hipertensi butuh pengobatan Penderita kooperatif dalam penyuluhan dan penatalaksanaan Keluarga tidak tahu penyakit hipertensi perlu pengobatan rutin dan teratur Resiko tinggi kurangnya nutrisi terhadap anggota keluarga Tn. N ( An. R ) berhubungan dengan ketidaktahuan tentang ASI eksklusif No Kreteria Skala Bobot Skoring Pembenaran 1 a. Sifat masalah: Ancaman kesehatan b. Kemungkinan masalah yang didapat diubah : sebagian c. Potensial masalah untuk dicegah : mudah d. Menonjolnya masalah : masalah tidak dirasakan Total 2 1 3 0 1 2 1 1 2/3x1=2/3 1/2x2=1 3/3x1=1 0/2x1=0 2 2/3 (3) Nutrisi yang cukup buat bayi adalah pemberian ASI eklusif selama 6 bulan Klien tidak tahu kalau ASI eklusif baik buat bayi Keluarga kooperatif dalam penyuluhan dan memberikan ASI eklusif Keluarga tidak tahu tentang ASI eklusif baik buat tumbuh kembang bayi, keluarga merasa perlu adanya susu tambahan + makanan tambahan buat bayi kurang dari 6 bulan. V. Intervensi No DX Tujuan Intervensi Kreteria evaluasi Umum Khusus Kreteria Standar 1. 2 3 Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan keluarga mampu mengenal masalah untuk merawat bayi dengan baik Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan keluarga, maka keluarga mampu mengambil keputusan untuk berobat secara teratur dan dapat menjaga kondisi kesehatan secara disiplin Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan keluarga mampu mengambil keputusan untuk memberikan ASI eklusif selama 6 bulan tanpa makanan tambahan secara teratur Keluarga mampu : 1. Menjaga kebersihan bayi dengan baik 2. Menjaga bayi tetap hangat 3. Merawat bayi dengan baik Keluarga mampu: 1. Menyebutkan pengertian hipertensi 2. Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi 3. Menyebutkan pencegahan dan pengobatan hipertensi Keluarga mampu: 1. Menyebutkan pengertian ASI eklusif 2. Menyebutkan keuntungan menyusui 3. Menyebutkan keuntungan inisiasi menyusui dini 4. Menyebutkan apa itu kolostrum 1. Kaji pengetahuan keluarga tentang bagaimana cara merawat bayi dengan baik 2. Berikan penyuluhan keluarga cara merawat bayi 3. Anjurkan berobat ke puskesmas dan kontrol kesehatan bayi ke posyandu 1. Berikan pendidikan kesehatan tentang hipertensi 2. Berikan dorongan supaya klien dapat mencegah hipertensinya tidak kambuh 3. Kolaborasi dengan team medis puskesmas untuk pengobatan 4. Kaji tanda- tanda Vital 1. Berikan penyuluhan tentang ASI eklusif 2. Kaji tingkat pendidikan klien/keluarga 3. Berikan pengetahuan tentang perbedaan ASI eklusif dan kandungannya. Verbal Pengetahuan Demontrasi Verbal Pengetahuan Demontrasi Verbal Pengetahuan Demontrasi 1. Keluarga dapat merawat bayinya dari sakit 2. Keluarga dapat mendemontrasikan kembali cara merawat bayi 3. Keluarga dapat menjaga kehangatan bayi 1. Keluarga dapat menyebutkan 5 dari 8 gejala hipertensi 2. Keluarga dapat menyebutkan kembali pengertian hipertensi 3. Keluarga dapat menyebutkan kembali penyebab hipertensi 4. Keluarga dapat menyebutkan kembali bagaimana pencegahan dan pengobatan hipertensi. 1. Keluarga dapat menyebutkan pengertian ASI eklusif 2. Keluarga dapat menyebutkan keuntungan dari menyusui 3. Keluarga dapat mengerti batapa pentingnya kolotrum bagi bayi Implementasi & Evaluasi No No DX Waktu & pukul Tindakan keperawatan Paraf Evaluasi Paraf 1. 2 3 1. 2 3 23 Des 2010 09.00 wib 23 Des 2010 09.00 wib 23 Des 2010 09.00 wib 1. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang bagaimana cara merawat bayi dengan baik 2. Memberikan penyuluhan keluarga cara merawat bayi 3. Menganjurkan berobat ke puskesmas dan kontrol kesehatan bayi ke posyandu 1. Memberikan pendidikan kesehatan tentang hipertensi 2. Memberikan dorongan supaya klien dapat mencegah hipertensinya tidak kambuh 3. Kolaborasi dengan team medis puskesmas untuk pengobatan 4. Mengkaji tanda- tanda Vital 1. Memberikan penyuluhan tentang ASI eklusif 2. Mengkaji tingkat pendidikan klien/keluarga 3. Memberikan pengetahuan tentang perbedaan ASI eklusif dan kandungannya. 1. Struktur a) Keluarga Tn. N dapat bekerjasama dengan mahasiswa b) Keluarga khususnya Ny. H mengerti maksud dan tujuan hari ini 2. Proses a) Keluarga dapat terlihat aktif dalam diskusi b) Keluarga menunjukan minat terhadap kegiatan c) Keluarga memberikan respon verbal non verbal 3. Hasil a) Keluarga dapat merawat bayinya dari sakit b) Keluarga dapat mendemontrasikan kembali cara merawat bayi c) Keluarga dapat menjaga kehangatan bayi 1. Struktur a) Keluarga Tn. N dapat bekerjasama dengan mahasiswa b) Keluarga khususnya Ny. H mengerti maksud dan tujuan hari ini 2. Proses a) Keluarga dapat terlihat aktif dalam diskusi b) Keluarga menunjukan minat terhadap kegiatan c) Keluarga memberikan respon verbal non verbal 3. Hasil a) Keluarga dapat menyebutkan 5 dari 8 gejala hipertensi b) Keluarga dapat menyebutkan kembali pengertian hipertensi c) Keluarga dapat menyebutkan kembali penyebab hipertensi d) Keluarga dapat menyebutkan kembali bagaimana pencegahan dan pengobatan hipertensi. 1. Struktur a) Keluarga Tn. N dapat bekerjasama dengan mahasiswa b) Keluarga khususnya Ny. H mengerti maksud dan tujuan hari ini 2. Proses a) Keluarga dapat terlihat aktif dalam diskusi b) Keluarga menunjukan minat terhadap kegiatan c) Keluarga memberikan respon verbal non verbal 3. Hasil a) Keluarga dapat menyebutkan pengertian ASI eklusif b) Keluarga dapat menyebutkan keuntungan dari menyusui c) Keluarga dapat mengerti batapa pentingnya kolotrum bagi bayi VI. Rencana Asuhan Keperawatan Diagnosa keperawatan Tujuan Perencanaan Intervensi Rasional Ketidakmampuan keluarga Tn. N merawat anggota keluarga Tn. N berhubungan dengan ketidaktahuan tentang merawat bayi. Ketidakmampuan keluarga Tn. N mengenal masalah hipertensi berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga mengenai : pengertian, tanda dan gejala, penyebab, cara perawatan, penanganan dan pencegahan hipertensi. Resiko tinggi kurangnya nutrisi terhadap anggota keluarga Tn. N ( An. R ) berhubungan dengan tumbuh kembang pada bayi (An. R) dan ketidaktahuan keluarga tentang ASI eklusif. Setelah dilakuakan asuhan keperawatan keluarga mampu merawat anggota keluarga ( An. R ) dengan baik Kriteria hasil : - Bayi sehat - Bayi dapat tumbuh & berkembang dengan normal Standar : - Keluarga mampu merawat bayi ( An. R ) dengan baik. Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan anggota keluarga yang sakit hipertensi mengerti tentang cara pencegahan dan pengobatan hipertensi dan tekanan darah Kreteria : - Paham tentang penyakit hipertensi - Mengerti tentang pengertian hipertensi, tanda dan gejala hipertensi - Mengerti tentang pencegahan dan pengobatan hipertensi Standar : - Tn. N memeriksakan hipertensinya ke puskesmas atau ke poliklinik, keluarga membawa berobat bapaknya yang sakit ke puskesmas. Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan angota kelurga tidak malnutrisi dan mengerti tentang ASI eklusif untuk Bayi ( An.R ) Kreteria hasil : - Mengerti apa ASI eklusif - Mengerti apa kandungan / zat gizi pada ASI Standar : - Keluarga Tn. N memeriksakan bayinya ke puskesmas atau poliklinik, untuk dipantau tumbuh kembangnya. 1. Menstimulasi kesadaran/penerimaan kelg mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan dg cara : - Memberikan informasi - Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan ttg kesehatan - Mendorong sikap emosi yg sehat terhadap masalah Berikan pendidikan kesehatan tentang merawat bayi dengan baik. 2. Kaji kesehatan bayi dan tumbuh kembang bayi 3. Demontrasikan bagaimana cara merawat bayi dengan baik 4. Kolaborasi dengan bidan desa untuk memeriksakan bayi di posyandu 5. Berikan pendidikan kesehatan tentang hipertensi 6. Berikan dorongan supaya klien dapat mencegah hipertensinya tidak kambuh 7. Kolaborasi dengan team medis puskesmas untuk pengobatan 8. Kaji tanda- tanda Vital 4. Berikan penyuluhan tentang ASI eklusif 5. Kaji tingkat pendidikan klien/keluarga 6. Berikan pengetahuan tentang perbedaan ASI eklusif dan kandungannya. 1. Agar bayi sehat dan tumbang dengan normal 2. Agar bayi tetap sehat dan tahu kondisi bayi 3. Memberikan pengetahuan pada keluarga bagaimana merawat bayi dengan baik 4. Agar kesehatan bayi terkontrol 1. Menambah pengetahuan keluarga tentang hipertensi 2. Menyarankan supaya mencegah hipertensi agar tidak kambuh 3. Memberikan katopril 2x25mg agar tekanan darah tidak tinggi dengan cara melancarkan peredearan darah 4. Mengkaji tekanan darah supaya intervensi selanjutnya bisa dilaksanakan 1. Agar klien dapat mengerti tentang ASI eklusif 2. Untuk membantu dalam pemberian pengetahuan kesehatan tentang ASI eklusif 3. Untuk menambah pengetahuan keluarga tentang kelebihan kandungan ASI eklusif. VII. Implementasi\ Diagnosa Keperawatan Implementasi Paraf Potensial peningkatan menjadi orangtua, perubahan (krisis) menjadi orangtua, konflik peran orangtua & Perubahan penampilan peran pada Tn. N berhubungan dengan merawat bayi dan pemberian ASI. Resiko terjadi konflik pada keluarga Tn. N berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga mengenal masalah hipertensi. Perubahan penampilan peran resiko tumbuh kembang pada bayi (An. R) keluarga Tn. N berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga tentang ASI eklusif. 1. Memberikan pendidikan kesehatan tentang merawat bayi dengan baik. 2. Mengkaji kesehatan bayi dan tumbuh kembang bayi 3. Mendemontrasikan bagaimana cara merawat bayi dengan baik 4. Kolaborasi dengan bidan desa untuk memeriksakan bayi di posyandu 1. Memberikan pendidikan kesehatan tentang hipertensi 2. Memberikan dorongan supaya klien dapat mencegah hipertensinya tidak kambuh 3. Kolaborasi dengan team medis puskesmas untuk pengobatan 4. Mengkaji tanda- tanda Vital 1. Memberikan penyuluhan tentang ASI eklusif 2. Mengkaji tingkat pendidikan klien/keluarga 3. Memberikan pengetahuan tentang perbedaan ASI eklusif dan kandungannya

ILEUS OBSTRUKTIF

I. PENDAHULUAN
Hambatan pasase usus dapat disebabkan oleh obstruksi lumen usus atau oleh gangguan peristaltis. Obstruksi usus disebut juga obstruksi mekanik. Penyumbatan dapat terjadi dimana saja di sepanjang usus. Pada obstruksi usus harus dibedakan lagi obstruksi sederhana dan obstruksi strangulata. Obstruksi usus yang disebabkan oleh hernia, invaginasi, adhesi dan volvulus mungkin sekali disertai strangulasi, sedangkan obstruksi oleh tumor atau askariasis adalah obstruksi sederhana yang jarang menyebabkan strangulasi.

Pada bayi dan bayi baru lahir, penyumbatan usus biasanya disebabkan oleh cacat lahir, massa yang keras dari isi usus (mekonium) atau ususnya berputar (volvulus). Invaginasi merupakan penyebab tersering dari sumbatan usus akut pada anak, dan sumbatan usus akut ini merupakan salah satu tindakan bedah darurat yang sering terjadi pada anak.

Penyebab obstruksi kolon yang paling sering ialah karsinoma terutama pada daerah rektosigmoid dan kolon kiri distal. Tanda obstruksi usus merupakan tanda lanjut (late sign) dari karsinoma kolon. Obstruksi ini adalah obstruksi usus mekanik total yang tidak dapat ditolong dengan cara pemasangan tube lambung, puasa dan infus. Akan tetapi harus segera ditolong dengan operasi (laparatomi). Umumnya gejala pertama timbul karena penyulit yaitu gangguan faal usus berupa gangguan sistem saluran cerna, sumbatan usus, perdarahan atau akibat penyebaran tumor. Biasanya nyeri hilang timbul akibat adanya sumbatan usus dan diikuti muntah-muntah dan perut menjadi distensi/kembung. Bila ada perdarahan yang tersembunyi, biasanya gejala yang muncul anemia, hal ini sering terjadi pada tumor yang letaknya pada usus besar sebelah kanan.

DEFENISI 
Obstruksi usus (mekanik) adalah keadaan dimana isi lumen saluran cerna tidak bisa disalurkan ke distal atau anus karena ada sumbatan/hambatan yang disebabkan kelainan dalam lumen usus, dinding usus atau luar usus yang menekan atau kelainan vaskularisasi pada suatu segmen usus yang menyebabkan nekrose segmen usus tersebut.6 Ileus obstruktif = ileus mekanik = ileus dinamik. Suatu penyumbatan mekanis pada usus dimana merupakan penyumbatan yang sama sekali menutup atau mengganggu jalannya isi usus.

EPIDEMIOLOGI 
Hernia strangulata adalah salah satu keadaan darurat yang sering dijumpai oleh dokter bedah dan merupakan penyebab obstruksi usus terbanyak. Mc Iver mencatat 44% dari obstruksi mekanik usus disebabkan oleh hernia eksterna yang mengalami strangulasi. Di RSCM, pada tahun 1989, Kartowisastro dan Wiriasoekarta melaporkan 58% kasus obstruksi mekanik usus halus disebabkan oleh hernia.7 Sutjipto (1990) dalam penelitiannya mengungkapkan indikasi relaparatomi karena obstruksi usus akibat adhesi sebesar 17,7%. Walaupun di negara berkembang seperti di Indonesia, adhesi bukanlah sebagai penyebab utama terjadinya obstruksi usus. Penyebab tersering obstruksi usus di Indonesia, khususnya di RSUPNCM, adalah hernia, baik sebagai penyebab obstruksi sederhana (51%) maupun obstruksi usus strangulasi (63%).8 Adhesi pasca operasi timbul setelah terjadi cedera pada permukaan jaringan, sebagai akibat insisi, kauterisasi, jahitan atau mekanisme trauma lainnya. Dari laporan terakhir pasien yang telah menjalani sedikitnya sekali operasi intra abdomen, akan berkembang adhesi satu hingga lebih dari sepuluh kali. Obstruksi usus merupakan salah satu konsekuensi klinik yang penting. Di negara maju, adhesi intraabdomen merupakan penyebab terbanyak terjadinya obstruksi usus. Pada pasien digestif yang memerlukan tindakan reoperasi, 30-41% disebabkan obstruksi usus akibat adhesi. Untuk obstruksi usus halus, proporsi ini meningkat hingga 65-75%.8 

KLASIFIKASI 
Klasifikasi obstruksi usus berdasarkan :9-10 1. Kecepatan timbul (speed of onset) - Akut, kronik, kronik dengan serangan akut 1. Letak sumbatan - Obstruksi tinggi, bila mengenai usus halus (dari gaster sampai ileum terminal) - Obstruksi rendah, bila mengenai usus besar (dari ileum terminal sampai anus) 1. Sifat sumbatan - Simple obstruction : sumbatan tanpa disertai gangguan aliran darah - Strangulated obstruction : sumbatan disertai gangguan aliran darah sehingga timbul nekrosis, gangren dan perforasi 1. Etiologi - Kelainan dalam lumen, di dalam dinding dan di luar dinding usus 

ETIOLOGI
Obstruksi usus halus dapat disebabkan oleh :1,2,10,11 - Perlekatan usus atau adhesi, dimana pita fibrosis dari jaringan ikat menjepit usus. - Jaringan parut karena ulkus, pembedahan terdahulu atau penyakit Crohn. - Hernia inkarserata, usus terjepit di dalam pintu hernia - Neoplasma. - Intususepsi. - Volvulus. - Benda asing, kumpulan cacing askaris - Batu empedu yang masuk ke usus melalui fistula kolesisenterik. - Penyakit radang usus, striktur, fibrokistik dan hematoma. Obstruksi Usus Besar Kira-kira 15% obstruksi usus terjadi di usus besar. Obstruksi dapat terjadi di setiap bagian kolon tetapi paling sering di sigmoid.10 Penyebabnya adalah :1,2,10,11 - Karsinoma. - Volvulus. - Kelainan divertikular (Divertikulum Meckel), Penyakit Hirschsprung - Inflamasi. - Tumor jinak. - Impaksi fekal. 

PATOGENESIS 
Usus di bagian distal kolaps, sementara bagian proksimal berdilatasi. Usus yang berdilatasi menyebabkan penumpukan cairan dan gas, distensi yang menyeluruh menyebabkan pembuluh darah tertekan sehingga suplai darah berkurang (iskemik), dapat terjadi perforasi. Dilatasi dan dilatasi usus oleh karena obstruksi menyebabkan perubahan ekologi, kuman tumbuh berlebihan sehingga potensial untuk terjadi translokasi kuman. Gangguan vaskularisasi menyebabkan mortalitas yang tinggi, air dan elektrolit dapat lolos dari tubuh karena muntah. Dapat terjadi syok hipovolemik, absorbsi dari toksin pada usus yang mengalami strangulasi.6,9 Dinding usus halus kuat dan tebal, karena itu tidak timbul distensi berlebihan atau ruptur. Dinding usus besar tipis, sehingga mudah distensi. Dinding sekum merupakan bagian kolon yang paling tipis, karena itu dapat terjadi ruptur bila terlalu tegang. Gejala dan tanda obstruksi usus halus atau usus besar tergantung kompetensi valvula Bauhini. Bila terjadi insufisiensi katup, timbul refluks dari kolon ke ileum terminal sehingga ileum turut membesar.1 Pengaruh obstruksi kolon tidak sehebat pengaruh pada obstruksi usus halus karena pada obstruksi kolon, kecuali pada volvulus, hampir tidak pernah terjadi strangulasi. Kolon merupakan alat penyimpanan feses sehingga secara relatif fungsi kolon sebagai alat penyerap sedikit sekali. Oleh karena itu kehilangan cairan dan elektrolit berjalan lambat pada obstruksi kolon distal.

MANIFESTASI KLINIS 
Obstruksi sederhana Obstruksi usus halus merupakan obstruksi saluran cerna tinggi, artinya disertai dengan pengeluaran banyak cairan dan elektrolit baik di dalam lumen usus bagian oral dari obstruksi, maupun oleh muntah. Gejala penyumbatan usus meliputi nyeri kram pada perut, disertai kembung. Pada obstruksi usus halus proksimal akan timbul gejala muntah yang banyak, yang jarang menjadi muntah fekal walaupun obstruksi berlangsung lama. Nyeri bisa berat dan menetap. Nyeri abdomen sering dirasakan sebagai perasaan tidak enak di perut bagian atas. Semakin distal sumbatan, maka muntah yang dihasilkan semakin fekulen.1,2,10 Tanda vital normal pada tahap awal, namun akan berlanjut dengan dehidrasi akibat kehilangan cairan dan elektrolit. Suhu tubuh bisa normal sampai demam. Distensi abdomen dapat dapat minimal atau tidak ada pada obstruksi proksimal dan semakin jelas pada sumbatan di daerah distal. Bising usus yang meningkat dan “metallic sound” dapat didengar sesuai dengan timbulnya nyeri pada obstruksi di daerah distal.10 1. Obstruksi disertai proses strangulasi Gejalanya seperti obstruksi sederhana tetapi lebih nyata dan disertai dengan nyeri hebat. Hal yang perlu diperhatikan adalah adanya skar bekas operasi atau hernia. Bila dijumpai tanda-tanda strangulasi berupa nyeri iskemik dimana nyeri yang sangat hebat, menetap dan tidak menyurut, maka dilakukan tindakan operasi segera untuk mencegah terjadinya nekrosis usus.10 1. Obstruksi mekanis di kolon timbul perlahan-lahan dengan nyeri akibat sumbatan biasanya terasa di epigastrium. Nyeri yang hebat dan terus menerus menunjukkan adanya iskemia atau peritonitis. Borborygmus dapat keras dan timbul sesuai dengan nyeri. Konstipasi atau obstipasi adalah gambaran umum obstruksi komplit. Muntah lebih sering terjadi pada penyumbatan usus besar. Muntah timbul kemudian dan tidak terjadi bila katup ileosekal mampu mencegah refluks. Bila akibat refluks isi kolon terdorong ke dalam usus halus, akan tampak gangguan pada usus halus. Muntah fekal akan terjadi kemudian. Pada keadaan valvula Bauchini yang paten, terjadi distensi hebat dan sering mengakibatkan perforasi sekum karena tekanannya paling tinggi dan dindingnya yang lebih tipis. Pada pemeriksaan fisis akan menunjukkan distensi abdomen dan timpani, gerakan usus akan tampak pada pasien yang kurus, dan akan terdengar metallic sound pada auskultasi. Nyeri yang terlokasi, dan terabanya massa menunjukkan adanya strangulasi.2,10 

DIAGNOSIS 
Pada anamnesis obstruksi tinggi sering dapat ditemukan penyebab misalnya berupa adhesi dalam perut karena pernah dioperasi atau terdapat hernia. Gejala umum berupa syok, oliguri dan gangguan elektrolit. Selanjutnya ditemukan meteorismus dan kelebihan cairan di usus, hiperperistaltis berkala berupa kolik yang disertai mual dan muntah. Kolik tersebut terlihat pada inspeksi perut sebagai gerakan usus atau kejang usus dan pada auskultasi sewaktu serangan kolik, hiperperistaltis kedengaran jelas sebagai bunyi nada tinggi. Penderita tampak gelisah dan menggeliat sewaktu kolik dan setelah satu dua kali defekasi tidak ada lagi flatus atau defekasi. Pemeriksaan dengan meraba dinding perut bertujuan untuk mencari adanya nyeri tumpul dan pembengkakan atau massa yang abnormal. Gejala permulaan pada obstruksi kolon adalah perubahan kebiasaan buang air besar terutama berupa obstipasi dan kembung yang kadang disertai kolik pada perut bagian bawah. Pada inspeksi diperhatikan pembesaran perut yang tidak pada tempatnya misalnya pembesaran setempat karena peristaltis yang hebat sehingga terlihat gelombang usus ataupun kontur usus pada dinding perut. Biasanya distensi terjadi pada sekum dan kolon bagian proksimal karena bagian ini mudah membesar.1,2 Dengan stetoskop, diperiksa suara normal dari usus yang berfungsi (bising usus). Pada penyakit ini, bising usus mungkin terdengar sangat keras dan bernada tinggi, atau tidak terdengar sama sekali.2 Nilai laboratorium pada awalnya normal, kemudian akan terjadi hemokonsentrasi, leukositosis, dan gangguan elektrolit. Pada pemeriksaan radiologis, dengan posisi tegak, terlentang dan lateral dekubitus menunjukkan gambaran anak tangga dari usus kecil yang mengalami dilatasi dengan air fluid level. Pemberian kontras akan menunjukkan adanya obstruksi mekanis dan letaknya. Pada ileus obstruktif letak rendah jangan lupa untuk melakukan pemeriksaan rektosigmoidoskopi dan kolon (dengan colok dubur dan barium in loop) untuk mencari penyebabnya. Periksa pula kemungkinan terjadi hernia.10 

DIAGNOSIS BANDING 
Pada ileus paralitik nyeri yang timbul lebih ringan tetapi konstan dan difus, dan terjadi distensi abdomen. Ileus paralitik, bising usus tidak terdengar dan tidak terjadi ketegangan dinding perut. Bila ileus disebabkan oleh proses inflamasi akut, akan ada tanda dan gejala dari penyebab primer tersebut. Gastroenteritis akut, apendisitis akut, dan pankreatitis akut juga dapat menyerupai obstruksi usus sederhana.

PEMERIKSAAN PENUNJANG 
Pemeriksaan laboratorium tidak mempunyai ciri-ciri khusus. Pada urinalisa, berat jenis bisa meningkat dan ketonuria yang menunjukkan adanya dehidrasi dan asidosis metabolik. Leukosit normal atau sedikit meningkat, jika sudah tinggi kemungkinan sudah terjadi peritonitis. Kimia darah sering adanya gangguan elektrolit.6 Foto polos abdomen sangat bernilai dalam menegakkan diagnosa ileus obstruksi. Sedapat mungkin dibuat pada posisi tegak dengan sinar mendatar. Posisi datar perlu untuk melihat distribusi gas, sedangkan sikap tegak untuk melihat batas udara dan air serta letak obstruksi. Secara normal lambung dan kolon terisi sejumlah kecil gas tetapi pada usus halus biasanya tidak tampak.1,6 Gambaran radiologi dari ileus berupa distensi usus dengan multiple air fluid level, distensi usus bagian proksimal, absen dari udara kolon pada obstruksi usus halus. Obstruksi kolon biasanya terlihat sebagai distensi usus yang terbatas dengan gambaran haustra, kadang-kadang gambaran massa dapat terlihat. Pada gambaran radiologi, kolon yang mengalami distensi menunjukkan gambaran seperti ‘pigura’ dari dinding abdomen.10,11 Kemampuan diagnostik kolonoskopi lebih baik dibandingkan pemeriksaan barium kontras ganda. Kolonoskopi lebih sensitif dan spesifik untuk mendiagnosis neoplasma dan bahkan bisa langsung dilakukan biopsi.
KOMPLIKASI 
Pada obstruksi kolon dapat terjadi dilatasi progresif pada sekum yang berakhir dengan perforasi sekum sehingga terjadi pencemaran rongga perut dengan akibat peritonitis umum.

PENATALAKSANAAN 
Tujuan utama penatalaksanaan adalah dekompresi bagian yang mengalami obstruksi untuk mencegah perforasi. Tindakan operasi biasanya selalu diperlukan. Menghilangkan penyebab obstruksi adalah tujuan kedua. Kadang-kadang suatu penyumbatan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan, terutama jika disebabkan oleh perlengketan. Penderita penyumbatan usus harus di rawat di rumah sakit.10,13 1. Persiapan Pipa lambung harus dipasang untuk mengurangi muntah, mencegah aspirasi dan mengurangi distensi abdomen (dekompresi). Pasien dipuasakan, kemudian dilakukan juga resusitasi cairan dan elektrolit untuk perbaikan keadaan umum. Setelah keadaan optimum tercapai barulah dilakukan laparatomi. Pada obstruksi parsial atau karsinomatosis abdomen dengan pemantauan dan konservatif.1,10 1. Operasi Operasi dapat dilakukan bila sudah tercapai rehidrasi dan organ-organ vital berfungsi secara memuaskan. Tetapi yang paling sering dilakukan adalah pembedahan sesegera mungkin. Tindakan bedah dilakukan bila :1,2,10 - Strangulasi - Obstruksi lengkap - Hernia inkarserata - Tidak ada perbaikan dengan pengobatan konservatif (dengan pemasangan NGT, infus, oksigen dan kateter) 1. Pasca Bedah Pengobatan pasca bedah sangat penting terutama dalam hal cairan dan elektrolit. Kita harus mencegah terjadinya gagal ginjal dan harus memberikan kalori yang cukup. Perlu diingat bahwa pasca bedah usus pasien masih dalam keadaan paralitik.10 

PROGNOSIS
Mortalitas ileus obstruktif ini dipengaruhi banyak faktor seperti umur, etiologi, tempat dan lamanya obstruksi. Jika umur penderita sangat muda ataupun tua maka toleransinya terhadap penyakit maupun tindakan operatif yang dilakukan sangat rendah sehingga meningkatkan mortalitas. Pada obstruksi kolon mortalitasnya lebih tinggi dibandingkan obstruksi usus halus.

RESUME
Obstruksi usus (mekanik) adalah keadaan dimana isi lumen saluran cerna tidak bisa disalurkan ke distal atau anus karena ada sumbatan/hambatan yang disebabkan kelainan dalam lumen usus, dinding usus atau luar usus yang menekan atau kelainan vaskularisasi pada suatu segmen usus yang menyebabkan nekrose segmen usus tersebut. Obstruksi usus halus dapat disebabkan oleh adhesi, hernia inkarserata, neoplasma, intususepsi, volvulus, benda asing, kumpulan cacing askaris, sedangkan obstruksi usus besar penyebabnya adalah karsinoma, volvulus, divertikulum Meckel, penyakit Hirschsprung, inflamasi, tumor jinak, impaksi fekal. Gejala penyumbatan usus meliputi nyeri kram pada perut, disertai kembung. Bising usus yang meningkat dan “metallic sound” dapat didengar sesuai dengan timbulnya nyeri pada obstruksi di daerah distal. Gejala umum berupa syok, oliguri dan gangguan elektrolit. Kolik dapat terlihat pada inspeksi perut sebagai gerakan usus atau kejang usus dan pada auskultasi sewaktu serangan kolik, hiperperistaltis kedengaran jelas sebagai bunyi nada tinggi. Usus di bagian distal kolaps, sementara bagian proksimal berdilatasi. Usus yang berdilatasi menyebabkan penumpukan cairan dan gas, distensi yang menyeluruh menyebabkan pembuluh darah tertekan sehingga suplai darah berkurang (iskemik), dapat terjadi perforasi. Gambaran radiologi dari ileus berupa distensi usus dengan multiple air fluid level, distensi usus bagian proksimal, absen dari udara kolon pada obstruksi usus halus.

Jumat, 18 November 2011

LUKA DAN PERAWATANNYA A. Pengertian Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit ( Taylor, 1997). Luka adalah kerusakan kontinyuitas kulit, mukosa membran dan tulang atau organ tubuh lain (Kozier, 1995). Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul : 1. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ 2. Respon stres simpatis 3. Perdarahan dan pembekuan darah 4. Kontaminasi bakteri 5. Kematian sel B. Jenis-Jenis Luka Luka sering digambarkan berdasarkan bagaimana cara mendapatkan luka itu dan menunjukkan derajat luka (Taylor, 1997). 1. Berdasarkan tingkat kontaminasi a. Clean Wounds (Luka bersih), yaitu luka bedah takterinfeksi yang mana tidak terjadi proses peradangan (inflamasi) dan infeksi pada sistem pernafasan, pencernaan, genital dan urinari tidak terjadi. Luka bersih biasanya menghasilkan luka yang tertutup; jika diperlukan dimasukkan drainase tertutup (misal; Jackson – Pratt). Kemungkinan terjadinya infeksi luka sekitar 1% - 5%. b. Clean-contamined Wounds (Luka bersih terkontaminasi), merupakan luka pembedahan dimana saluran respirasi, pencernaan, genital atau perkemihan dalam kondisi terkontrol, kontaminasi tidak selalu terjadi, kemungkinan timbulnya infeksi luka adalah 3% - 11%. c. Contamined Wounds (Luka terkontaminasi), termasuk luka terbuka, fresh, luka akibat kecelakaan dan operasi dengan kerusakan besar dengan teknik aseptik atau kontaminasi dari saluran cerna; pada kategori ini juga termasuk insisi akut, inflamasi nonpurulen. Kemungkinan infeksi luka 10% - 17%. d. Dirty or Infected Wounds (Luka kotor atau infeksi), yaitu terdapatnya mikroorganisme pada luka. 2. Berdasarkan kedalaman dan luasnya luka a. Stadium I : Luka Superfisial (“Non-Blanching Erithema) : yaitu luka yang terjadi pada lapisan epidermis kulit. b. Stadium II : Luka “Partial Thickness” : yaitu hilangnya lapisan kulit pada lapisan epidermis dan bagian atas dari dermis. Merupakan luka superficial dan adanya tanda klinis seperti abrasi, blister atau lubang yang dangkal. c. Stadium III : Luka “Full Thickness” : yaitu hilangnya kulit keseluruhan meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas sampai bawah tetapi tidak melewati jaringan yang mendasarinya. Lukanya sampai pada lapisan epidermis, dermis dan fasia tetapi tidak mengenai otot. Luka timbul secara klinis sebagai suatu lubang yang dalam dengan atau tanpa merusak jaringan sekitarnya. d. Stadium IV : Luka “Full Thickness” yang telah mencapai lapisan otot, tendon dan tulang dengan adanya destruksi/kerusakan yang luas.Luka dan Perawatannya By@Ismail, S.Kep, Ns, M.Kes 2 3. Berdasarkan waktu penyembuhan luka a. Luka akut : yaitu luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan konsep penyembuhan yang telah disepakati. Gambat luka akut b. Luka kronis yaitu luka yang mengalami kegagalan dalam proses penyembuhan, dapat karena faktor eksogen dan endogen. Gambat luka kronis C. Mekanisme terjadinya luka : 1. Luka insisi (Incised wounds), terjadi karena teriris oleh instrumen yang tajam. Misal yang terjadi akibat pembedahan. Luka bersih (aseptik) biasanya tertutup oleh sutura seterah seluruh pembuluh darah yang luka diikat (Ligasi) 2. Luka memar (Contusion Wound), terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan dan dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak, perdarahan dan bengkak. 3. Luka lecet (Abraded Wound), terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain yang biasanya dengan benda yang tidak tajam. 4. Luka tusuk (Punctured Wound), terjadi akibat adanya benda, seperti peluru atau pisau yang masuk kedalam kulit dengan diameter yang kecil. 5. Luka gores (Lacerated Wound), terjadi akibat benda yang tajam seperti oleh kaca atau oleh kawat. 6. Luka tembus (Penetrating Wound), yaitu luka yang menembus organ tubuh biasanya pada bagian awal luka masuk diameternya kecil tetapi pada bagian ujung biasanya lukanya akan melebar. Luka dan Perawatannya By@Ismail, S.Kep, Ns, M.Kes 3 7. Luka Bakar (Combustio) D. Penyembuhan Luka Tubuh yang sehat mempunyai kemampuan alami untuk melindungi dan memulihkan dirinya. Peningkatan aliran darah ke daerah yang rusak, membersihkan sel dan benda asing dan perkembangan awal seluler bagian dari proses penyembuhan. Proses penyembuhan terjadi secara normal tanpa bantuan, walaupun beberapa bahan perawatan dapat membantu untuk mendukung proses penyembuhan. Sebagai contoh, melindungi area yang luka bebas dari kotoran dengan menjaga kebersihan membantu untuk meningkatkan penyembuhan jaringan (Taylor, 1997). 1. Prinsip Penyembuhan Luka Ada beberapa prinsip dalam penyembuhan luka menurut Taylor (1997) yaitu: (1) Kemampuan tubuh untuk menangani trauma jaringan dipengaruhi oleh luasnya kerusakan dan keadaan umum kesehatan tiap orang, (2) Respon tubuh pada luka lebih efektif jika nutrisi yang tepat tetap dijaga, (3) Respon tubuh secara sistemik pada trauma, (4) Aliran darah ke dan dari jaringan yang luka, (5) Keutuhan kulit dan mukosa membran disiapkan sebagai garis pertama untuk mempertahankan diri dari mikroorganisme, dan (6) Penyembuhan normal ditingkatkan ketika luka bebas dari benda asing tubuh termasuk bakteri. 2. Fase Penyembuhan Luka Penyembuhan luka adalah suatu kualitas dari kehidupan jaringan hal ini juga berhubungan dengan regenerasi jaringan. Fase penyembuhan luka digambarkan seperti yang terjadi pada luka pembedahan (Kozier,1995). Menurut Kozier, 1995 a. Fase Inflamatori Fase ini terjadi segera setelah luka dan berakhir 3 – 4 hari. Dua proses utama terjadi pada fase ini yaitu hemostasis dan pagositosis. Hemostasis (penghentian perdarahan) akibat fase konstriksi pembuluh darah besar di daerah luka, retraksi pembuluh darah, endapan fibrin (menghubungkan jaringan) dan pembentukan bekuan darah di daerah luka. Bekuan darah dibentuk oleh platelet yang menyiapkan matrik fibrin yang menjadi kerangka bagi pengambilan sel. Scab (keropeng) juga dibentuk dipermukaan luka. Bekuan dan jaringan mati, scab membantu hemostasis dan mencegah kontaminasi luka oleh mikroorganisme. Dibawah scab epithelial sel berpindah dari luka ke tepi. Epitelial sel membantu sebagai barier antara tubuh dengan lingkungan dan mencegah masuknya mikroorganisme Luka dan Perawatannya By@Ismail, S.Kep, Ns, M.Kes 4 Fase inflamatori juga memerlukan pembuluh darah dan respon seluler digunakan untuk mengangkat benda-benda asing dan jaringan mati. Suplai darah yang meningkat ke jaringan membawa bahan-bahan dan nutrisi yang diperlukan pada proses penyembuhan. Pada akhirnya daerah luka tampak merah dan sedikit bengkak. Selama sel berpindah lekosit (terutama neutropil) berpindah ke daerah interstitial. Tempat ini ditempati oleh makrofag yang keluar dari monosit selama lebih kurang 24 jam setelah cidera/luka. Makrofag ini menelan mikroorganisme dan sel debris melalui proses yang disebut pagositosis. Makrofag juga mengeluarkan faktor angiogenesis (AGF) yang merangsang pembentukan ujung epitel diakhir pembuluh darah. Makrofag dan AGF bersama-sama mempercepat proses penyembuhan. Respon inflamatori ini sangat penting bagi proses penyembuhan b. Fase Proliferatif Fase kedua ini berlangsung dari hari ke-3 atau 4 sampai hari ke-21 setelah pembedahan. Fibroblast (menghubungkan sel-sel jaringan) yang berpindah ke daerah luka mulai 24 jam pertama setelah pembedahan. Diawali dengan mensintesis kolagen dan substansi dasar yang disebut proteoglikan kira-kira 5 hari setelah terjadi luka. Kolagen adalah substansi protein yang menambah tegangan permukaan dari luka. Jumlah kolagen yang meningkat menambah kekuatan permukaan luka sehingga kecil kemungkinan luka terbuka. Selama waktu itu sebuah lapisan penyembuhan nampak dibawah garis irisan luka. Kapilarisasi tumbuh melintasi luka, meningkatkan aliran darah yang memberikan oksigen dan nutrisi yang diperlukan bagi penyembuhan. Fibroblast Luka dan Perawatannya By@Ismail, S.Kep, Ns, M.Kes 5 berpindah dari pembuluh darah ke luka membawa fibrin. Seiring perkembangan kapilarisasi jaringan perlahan berwarna merah. Jaringan ini disebut granulasi jaringan yang lunak dan mudah pecah. c. Fase Maturasi Fase maturasi dimulai hari ke-21 dan berakhir 1-2 tahun setelah pembedahan. Fibroblast terus mensintesis kolagen. Kolagen menjalin dirinya , menyatukan dalam struktur yang lebih kuat. Bekas luka menjadi kecil, kehilangan elastisitas dan meninggalkan garis putih. Menurut Taylor (1997): a. Fase Inflamatory Fase inflammatory dimulai setelah pembedahan dan berakhir hari ke 3 – 4 pasca operasi. Dua tahap dalam fase ini adalah Hemostasis dan Pagositosis. Sebagai tekanan yang besar, luka menimbulkan lokal adaptasi sindrom. Sebagai hasil adanya suatu konstriksi pembuluh darah, berakibat pembekuan darah untuk menutupi luka. Diikuti vasodilatasi menyebabkan peningkatan aliran darah ke daerah luka yang dibatasi oleh sel darah putih untuk menyerang luka dan menghancurkan bakteri dan debris. Lebih kurang 24 jam setelah luka sebagian besar sel fagosit ( makrofag) masuk ke daerah luka dan mengeluarkan faktor angiogenesis yang merangsang pembentukan anak epitel pada akhir pembuluh luka sehingga pembentukan kembali dapat terjadi. b. Fase Proliferative Dimulai pada hari ke 3 atau 4 dan berakhir pada hari ke-21. Fibroblast secara cepat mensintesis kolagen dan substansi dasar. Dua substansi ini membentuk lapislapis perbaikan luka. Sebuah lapisan tipis dari sel epitel terbentuk melintasi luka dan aliran darah ada didalamnya, sekarang pembuluh kapiler melintasi luka (kapilarisasi tumbuh). Jaringan baru ini disebut granulasi jaringan, adanya pembuluh darah, kemerahan dan mudah berdarah. c. Fase Maturasi Fase akhir dari penyembuhan, dimulai hari ke-21 dan dapat berlanjut selama 1 – 2 tahun setelah luka. Kollagen yang ditimbun dalam luka diubah, membuat penyembuhan luka lebih kuat dan lebih mirip jaringan. Kollagen baru menyatu, menekan pembuluh darah dalam penyembuhan luka, sehingga bekas luka menjadi rata, tipis dan garis putih. Menurut Potter (1998): a. Devensive / Tahap Inflamatory Luka dan Perawatannya By@Ismail, S.Kep, Ns, M.Kes 6 Dimulai ketika sejak integritas kulit rusak/terganggu dan berlanjut hingga 4- 6 hari. Tahap ini terbagi atas Homeostasis, Respon inflamatori, Tibanya sel darah putih di luka. Hemostasis adalah kondisi dimana terjadi konstriksi pembuluh darah, membawa platelet menghentikan perdarahan. Bekuan membentuk sebuah matriks fibrin yang mencegah masuknya organisme infeksius. Respon inflammatory adalah saat terjadi peningkatan aliran darah pada luka dan permeabilitas vaskuler plasma menyebabkan kemerahan dan bengkak pada lokasi luka. Sampainya sel darah putih di luka melalui suatu proses, neutrophils membunuh bakteri dan debris yang kemudian mati dalam beberapa hari dan meninggalkan eksudat yang menyerang bakteri dan membantu perbaikan jaringan. Monosit menjadi makrofag, selanjutnya makrofag membersihkan sel dari debris oleh pagositosis, Meningkatkan perbaikan luka dengan mengembalikan asam amino normal dan glukose . Epitelial sel bergerak dari dalam ke tepi luka selama lebih kurang 48 jam. b. Reconstruksion / Tahap Prolifrasi Penutupan dimulai hari ke-3 atau ke-4 dari tahap defensive dan berlanjut selama 2 – 3 minggu. Fibroblast berfungsi membantu sintesis vitamin B dan C, dan asam amino pada jaringan kollagen. Kollagen menyiapkan struktur, kekuatan dan integritas luka. Epitelial sel memisahkan sel-sel yang rusak. c. Tahap Maturasi Tahap akhir penyembuhan luka berlanjut selama 1 tahun atau lebih hingga bekas luka merekat kuat. E. Faktor yang Mempengaruhi Luka 1. Usia Anak dan dewasa penyembuhannya lebih cepat daripada orang tua. Orang tua lebih sering terkena penyakit kronis, penurunan fungsi hati dapat mengganggu sintesis dari faktor pembekuan darah. 2. Nutrisi Penyembuhan menempatkan penambahan pemakaian pada tubuh. Klien memerlukan diit kaya protein, karbohidrat, lemak, vitamin C dan A, dan mineral seperti Fe, Zn. Klien kurang nutrisi memerlukan waktu untuk memperbaiki status nutrisi mereka setelah pembedahan jika mungkin. Klien yang gemuk meningkatkan resiko infeksi luka dan penyembuhan lama karena supply darah jaringan adipose tidak adekuat. 3. Infeksi Infeksi luka menghambat penyembuhan. Bakteri sumber penyebab infeksi. 4. Sirkulasi (hipovolemia) dan Oksigenasi Sejumlah kondisi fisik dapat mempengaruhi penyembuhan luka. Adanya sejumlah besar lemak subkutan dan jaringan lemak (yang memiliki sedikit pembuluh darah). Pada orang-orang yang gemuk penyembuhan luka lambat karena jaringan lemak lebih sulit menyatu, lebih mudah infeksi, dan lama untuk sembuh. Aliran darah dapat terganggu pada orang dewasa dan pada orang yang menderita gangguan pembuluh darah perifer, hipertensi atau diabetes millitus. Oksigenasi jaringan menurun pada orang yang menderita anemia atau gangguan pernapasan kronik pada perokok. Kurangnya volume darah akan mengakibatkan vasokonstriksi dan menurunnya ketersediaan oksigen dan nutrisi untuk penyembuhan luka. 5. Hematoma Luka dan Perawatannya By@Ismail, S.Kep, Ns, M.Kes 7 Hematoma merupakan bekuan darah. Seringkali darah pada luka secara bertahap diabsorbsi oleh tubuh masuk kedalam sirkulasi. Tetapi jika terdapat bekuan yang besar hal tersebut memerlukan waktu untuk dapat diabsorbsi tubuh, sehingga menghambat proses penyembuhan luka. 6. Benda asing Benda asing seperti pasir atau mikroorganisme akan menyebabkan terbentuknya suatu abses sebelum benda tersebut diangkat. Abses ini timbul dari serum, fibrin, jaringan sel mati dan lekosit (sel darah merah), yang membentuk suatu cairan yang kental yang disebut dengan nanah (“Pus”). 7. Iskemia Iskemia merupakan suatu keadaan dimana terdapat penurunan suplai darah pada bagian tubuh akibat dari obstruksi dari aliran darah. Hal ini dapat terjadi akibat dari balutan pada luka terlalu ketat. Dapat juga terjadi akibat faktor internal yaitu adanya obstruksi pada pembuluh darah itu sendiri. 8. Diabetes Hambatan terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan peningkatan gula darah, nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel. Akibat hal tersebut juga akan terjadi penurunan protein-kalori tubuh. 9. Keadaan Luka Keadaan khusus dari luka mempengaruhi kecepatan dan efektifitas penyembuhan luka. Beberapa luka dapat gagal untuk menyatu. 10. Obat Obat anti inflamasi (seperti steroid dan aspirin), heparin dan anti neoplasmik mempengaruhi penyembuhan luka. Penggunaan antibiotik yang lama dapat membuat seseorang rentan terhadap infeksi luka. a. Steroid : akan menurunkan mekanisme peradangan normal tubuh terhadap cedera b. Antikoagulan : mengakibatkan perdarahan c. Antibiotik : efektif diberikan segera sebelum pembedahan untuk bakteri penyebab kontaminasi yang spesifik. Jika diberikan setelah luka pembedahan tertutup, tidak akan efektif akibat koagulasi intravaskular. F. Komplikasi Penyembuhan Luka Komplikasi penyembuhan luka meliputi infeksi, perdarahan, dehiscence dan eviscerasi. 1. Infeksi Invasi bakteri pada luka dapat terjadi pada saat trauma, selama pembedahan atau setelah pembedahan. Gejala dari infeksi sering muncul dalam 2 – 7 hari setelah pembedahan. Gejalanya berupa infeksi termasuk adanya purulent, peningkatan drainase, nyeri, kemerahan dan bengkak di sekeliling luka, peningkatan suhu, dan peningkatan jumlah sel darah putih. 2. Perdarahan Perdarahan dapat menunjukkan suatu pelepasan jahitan, sulit membeku pada garis jahitan, infeksi, atau erosi dari pembuluh darah oleh benda asing (seperti drain). Hipovolemia mungkin tidak cepat ada tanda. Sehingga balutan (dan luka di bawah balutan) jika mungkin harus sering dilihat selama 48 jam pertama setelah pembedahan dan tiap 8 jam setelah itu.Jika perdarahan berlebihan terjadi, penambahan tekanan Luka dan Perawatannya By@Ismail, S.Kep, Ns, M.Kes 8 balutan luka steril mungkin diperlukan. Pemberian cairan dan intervensi pembedahan mungkin diperlukan. 3. Dehiscence dan Eviscerasi Dehiscence dan eviscerasi adalah komplikasi operasi yang paling serius. Dehiscence adalah terbukanya lapisan luka partial atau total. Eviscerasi adalah keluarnya pembuluh melalui daerah irisan. Sejumlah faktor meliputi, kegemukan, kurang nutrisi, ,multiple trauma, gagal untuk menyatu, batuk yang berlebihan, muntah, dan dehidrasi, mempertinggi resiko klien mengalami dehiscence luka. Dehiscence luka dapat terjadi 4 – 5 hari setelah operasi sebelum kollagen meluas di daerah luka. Ketika dehiscence dan eviscerasi terjadi luka harus segera ditutup dengan balutan steril yang lebar, kompres dengan normal saline. Klien disiapkan untuk segera dilakukan perbaikan pada daerah luka. G. Perkembangan Perawatan Luka Profesional perawat percaya bahwa penyembuhan luka yang terbaik adalah dengan membuat lingkungan luka tetap kering (Potter.P, 1998). Perkembangan perawatan luka sejak tahun 1940 hingga tahun 1970, tiga peneliti telah memulai tentang perawatan luka. Hasilnya menunjukkan bahwa lingkungan yang lembab lebih baik daripada lingkungan kering. Winter (1962) mengatakan bahwa laju epitelisasi luka yang ditutup poly-etylen dua kali lebih cepat daripada luka yang dibiarkan kering. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa migrasi epidermal pada luka superficial lebih cepat pada suasana lembab daripada kering, dan ini merangsang perkembangan balutan luka modern ( Potter. P, 1998). Perawatan luka lembab tidak meningkatkan infeksi. Pada kenyataannya tingkat infeksi pada semua jenis balutan le:mbab adalah 2,5 %, lebih baik dibanding 9 % pada balutan kering (Thompson. J, 2000). Rowel (1970) menunjukkan bahwa lingkungan lembab meningkatkan migrasi sel epitel ke pusat luka dan melapisinya sehingga luka lebih cepat sembuh. Konsep penyembuhan luka dengan teknik lembab ini merubah penatalaksanaan luka dan memberikan rangsangan bagi perkembangan balutan lembab ( Potter. P, 1998). Penggantian balutan dilakukan sesuai kebutuhan tidak hanya berdasarkan kebiasaan, melainkan disesuaikan terlebih dahulu dengan tipe dan jenis luka. Penggunaan antiseptik hanya untuk yang memerlukan saja karena efek toksinnya terhadap sel sehat. Untuk membersihkan luka hanya memakai normal saline (Dewi, 1999). Citotoxic agent seperti povidine iodine, asam asetat, seharusnya tidak secara sering digunakan untuk membersihkan luka karena dapat menghambat penyembuhan dan mencegah reepitelisasi. Luka dengan sedikit debris dipermukaannya dapat dibersihkan dengan kassa yang dibasahi dengan sodium klorida dan tidak terlalu banyak manipulasi gerakan. (Walker. D, 1996) Tepi luka seharusnya bersih, berdekatan dengan lapisan sepanjang tepi luka. Tepi luka ditandai dengan kemerahan dan sedikit bengkak dan hilang kira-kira satu minggu. Kulit menjadi tertutup hingga normal dan tepi luka menyatu. Perawat dapat menduga tanda dari penyembuhan luka bedah insisi : 1. Tidak ada perdarahan dan munculnya tepi bekuan di tepi luka. 2. Tepi luka akan didekatkan dan dijepit oleh fibrin dalam bekuan selama satu atau beberapa jam setelah pembedahan ditutup. 3. Inflamasi (kemerahan dan bengkak) pada tepi luka selama 1 – 3 hari. 4. Penurunan inflamasi ketika bekuan mengecil. Luka dan Perawatannya By@Ismail, S.Kep, Ns, M.Kes 9 5. Jaringan granulasi mulai mempertemukan daerah luka. Luka bertemu dan menutup selama 7 – 10 hari. Peningkatan inflamasi digabungkan dengan panas dan drainase mengindikasikan infeksi luka. Tepi luka tampak meradang dan bengkak. 6. Pembentukan bekas luka. 7. Pembentukan kollagen mulai 4 hari setelah perlukan dan berlanjut sampai 6 bulan atau lebih. 8. Pengecilan ukuran bekas luka lebih satu periode atau setahun. Peningkatan ukuran bekas luka menunjukkan pembentukan kelloid. H. Tujuan Perawatan Luka 1. Memberikan lingkungan yang memadai untuk penyembuhan luka 2. Absorbsi drainase 3. Menekan dan imobilisasi luka 4. Mencegah luka dan jaringan epitel baru dari cedera mekanis 5. Mencegah luka dari kontaminasi bakteri 6. Meningkatkan hemostasis dengan menekan dressing 7. Memberikan rasa nyaman mental dan fisik pada pasien I. Bahan yang Digunakan dalam Perawatan Luka 1. Sodium Klorida 0,9 % Sodium klorida adalah larutan fisiologis yang ada di seluruh tubuh karena alasan ini tidak ada reaksi hipersensitivitas dari sodium klorida. Normal saline aman digunakan untuk kondisi apapun (Lilley & Aucker, 1999). Sodium klorida atau natrium klorida mempunyai Na dan Cl yang sama seperti plasma. Larutan ini tidak mempengaruhi sel darah merah (Handerson, 1992). Sodium klorida tersedia dalam beberapa konsentrasi, yang paling sering adalah sodium klorida 0,9 %. Ini adalah konsentrasi normal dari sodium klorida dan untuk alasan ini sodium klorida disebut juga normal saline (Lilley & Aucker, 1999). Merupakan larutan isotonis aman untuk tubuh, tidak iritan, melindungi granulasi jaringan dari kondisi kering, menjaga kelembaban sekitar luka dan membantu luka menjalani proses penyembuhan serta mudah didapat dan harga relatif lebih murah (http://rpromise.com/woundcare/) 2. Larutan povodine-iodine. Iodine adalah element non metalik yang tersedia dalam bentuk garam yang dikombinasi dengan bahan lain Walaupun iodine bahan non metalik iodine berwarna hitam kebiru-biruan, kilau metalik dan bau yang khas. Iodine hanya larut sedikit di air, tetapi dapat larut secara keseluruhan dalam alkohol dan larutan sodium iodide encer. Iodide tinture dan solution keduanya aktif melawan spora tergantung konsentrasi dan waktu pelaksanaan (Lilley & Aucker, 1999). Larutan ini akan melepaskan iodium anorganik bila kontak dengan kulit atau selaput lendir sehingga cocok untuk luka kotor dan terinfeksi bakteri gram positif dan negatif, spora, jamur, dan protozoa. Bahan ini agak iritan dan alergen serta meninggalkan residu (Sodikin, 2002). Studi menunjukan bahwa antiseptik seperti povodine iodine toxic terhadap sel (Thompson. J, 2000). Iodine dengan konsentrasi > 3 % dapat memberi rasa panas pada kulit. Rasa terbakar akan nampak dengan iodine ketika daerah yang dirawat ditutup dengan balutan oklusif kulit dapat ternoda dan menyebabkan iritasi dan nyeri pada sisi luka. (Lilley & Aucker, 1999). Luka dan Perawatannya By@Ismail, S.Kep, Ns, M.Kes 10 MERAWAT LUKA A. Pengertian Merawat luka untuk mencegah trauma (injury) pada kulit, membran mukosa atau jaringan lain yang disebabkan oleh adanya trauma, fraktur, luka operasi yang dapat merusak permukaan kulit B. Tujuan 1. Mencegah infeksi dari masuknya mikroorganisme ke dalam kulit dan membran mukosa 2. Mencegah bertambahnya kerusakan jaringan 3. Mempercepat penyembuhan 4. Membersihkan luka dari benda asing atau debris 5. Drainase untuk memudahkan pengeluaran eksudat 6. Mencegah perdarahan 7. Mencegah excoriasi kulit sekitar drain. C. Persiapan alat 1. Set steril yang terdiri atas : a. Pembungkus b. Kapas atau kasa untuk membersihkan luka c. Tempat untuk larutan d. Larutan anti septic e. 2 pasang pinset f. Gaas untuk menutup luka. 2. Alat-alat yang diperlukan lainnya seperti : extra balutan dan zalf 3. Gunting 4. Kantong tahan air untuk tempat balutan lama 5. Plester atau alat pengaman balutan 6. Selimut mandi jika perlu, untuk menutup pasien 7. Bensin untuk mengeluarkan bekas plester Luka dan Perawatannya By@Ismail, S.Kep, Ns, M.Kes 11 D. Cara kerja 1. Jelaskan kepada pasien tentang apa yang akan dilakukan. Jawab pertanyaan pasien. 2. Minta bantuan untuk mengganti balutan pada bayi dan anak kecil 3. Jaga privasi dan tutup jendela/pintu kamar 4. Bantu pasien untuk mendapatkan posisi yang menyenangkan. Bukan hanya pada daerah luka, gunakan selimut mandi untuk menutup pasien jika perlu. 5. Tempatkan tempat sampah pada tempat yang dapat dijangkau. Bisa dipasang pada sisi tempat tidur. 6. Angkat plester atau pembalut. 7. Jika menggunakan plester angkat dengan cara menarik dari kulit dengan hati-hati kearah luka. Gunakan bensin untuk melepaskan jika perlu. 8. Keluarkan balutan atau surgipad dengan tangan jika balutan kering atau menggunakan sarung tangan jika balutan lembab. Angkat balutan menjauhi pasien. 9. Tempatkan balutan yang kotor dalam kantong plastik. 10. Buka set steril 11. Tempatkan pembungkus steril di samping luka 12. Angkat balutan paling dalam dengan pinset dan perhatikan jangan sampai mengeluarkan drain atau mengenai luka insisi. Jika gaas dililitkan pada drain gunakan 2 pasang pinset, satu untuk mengangkat gaas dan satu untuk memegang drain. 13. Catat jenis drainnya bila ada, banyaknya jahitan dan keadaan luka. 14. Buang kantong plastik. Untuk menghindari dari kontaminasi ujung pinset dimasukkan dalam kantong kertas, sesudah memasang balutan pinset dijauhkan dari daerah steril. 15. Membersihkan luka menggunakan pinset jaringan atau arteri dan kapas dilembabkan dengan anti septik, lalu letakkan pinset ujungnya labih rendah daripada pegangannya. Gunakan satu kapas satu kali mengoles, bersihkan dari insisi kearah drain : a. Bersihkan dari atas ke bawah daripada insisi dan dari tengah keluar Luka dan Perawatannya By@Ismail, S.Kep, Ns, M.Kes 12 b. Jika ada drain bersihakan sesudah insisi c. Untuk luka yang tidak teratur seperti dekubitus ulcer, bersihkan dari tengah luka kearah luar, gunakan pergerakan melingkar. 16. Ulangi pembersihan sampai semua drainage terangkat. 17. Olesi zalf atau powder. Ratakan powder diatas luka dan gunakan alat steril. 18. Gunakan satu balutan dengan plester atau pembalut 19. Amnkan balutan dengan plester atau pembalut 20. Bantu pasien dalam pemberian posisi yang menyenangkan. 21. Angkat peralatan dan kantong plastik yang berisi balutan kotor. Bersihkan alat dan buang sampah dengan baik. 22. Cuci tangan 23. Laporkan adanya perubahan pada luka atau drainage kepada perawat yang bertanggung jawab. Catat penggantian balutan, kaji keadaan luka dan respon pasien. Membersihkan Daerah Drain Daerah drain dibersihkan sesudah insisi. Prinsip membersihkan dari daerah bersih ke daerah yang terkontaminasi karena drainnya yang basah memudahkan pertumbuhan bakteri dan daerah daerah drain paling banyak mengalami kontaminasi. Jika letak drain ditengah luka insisi dapat dibersihkan dari daerah ujung ke daerah pangkal kearah drain. Gunakan kapas yang lain. Kulit sekitar drain harus dibersihkan dengan antiseptik. Daftar Pustaka 1. Kaplan NE, Hentz VR, Emergency Management of Skin and Soft Tissue Wounds, An Illustrated Guide, Little Brown, Boston, USA, 1992. 2. Oswari E, Bedah dan perawatannya, Gramedia, Jakarta, 1993. 3. Thorek P, Atlas Teknik Bedah, EGC , Jakarta, 1994. 4. Saleh M, Sodera VK, Ilustrasi Ilmu Bedah Minor, Bina rupa Aksara, Jakarta 1991. 5. Wind GG, Rich NM, Prinsip-prinsip Teknik Bedah, Hipokrates Jakarta, 1992. 6. Dudley HAF, Eckersley JRT, Paterson-Brown S, Pedoman Tindakan Medik dan Bedah, EGC Jakarta 2000. 7. Bachsinar B, Bedah Minor, Hipokrates, Jakarta, 1995. 8. Puruhito, Dasar-daasar Teknik Pembedahan, AUP Surabaya, 1987. 9. Zachary CB, Basic Cutaneous Surgery, A Primer in Technique, Churchill Livingstone, London GB, 1990.

Rabu, 16 November 2011

Rujukan


Pengertian : Pasien rujukan adalah yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan atau fasilitas khusus yang tidak tersedia di RS.
Pasien pindah rawat adalah pasien yang dikirim ke rumah sakit lain karena permintaan pasien atau Keluarga, atau karena tempat rawat inap di RS penuh
Indikasi :
  1. Pengobatan atau tindakan tertentu yang diperlukan tidak bisa dilakukan di RS
  2. Fasilitas, baik peralatan maupun tenaga professional (ahli) yang tidak dimiliki atau peralatan yang dimiliki sedang dalam keadaan rusak
  3. Ruang rawat inap penuh
  4. Atas permintaan pasien dan atau  Keluarga untuk pindah rawat di rumah sakit yang dituju
Tujuan :
  1. Mengirim pasien yang dirujuk atau pindah rawat ke rumah sakit lain secara cepat, cermat dan aman bagi pasien
  2. Menjalin kerjasama yang baik dan efisien dengan rumah sakit lain
Kebijakan :
Pelayanan pasien rujukan ke luar RS dilakukan dalam kerjasama tim sesuai standard dan menjaga citra RS.
Petugas :
  • Dokter jaga UGD
  •  Perawat UGD
  • Supir ambulance UGD
Peralatan :
Ambulance + alat penunjang hidup yang diperlukan
Prosedur
  1.  Pasien yang akan di rujuk / pindah rawat inap harus dalam keadaan stabil
  2. Atas salah satu atau lebih indikasi tersebut diatas, dokter UGD yang memeriksa mengintruksikan untuk merujuk pasien ke RS lain
  3. Dokter menulis dalam buku Rekam Medik pasien bahwa pasien  dirujuk ke RS lain disertai dengan alasan rujukan
  4.  Dokter dan atau perawat memberitahu dan menjelaskan ke RS lain beserta alas an pasien dirujuk
  5.  Dokter membuat surat rujukan
  6.   Lengkapi persiapan pasien untuk dipindahkan, bila perlu ambulance lengkap dengan peralatan penunjang hidup dan peralatan lainnya, obat dan bahan yang diperlukan sesuai kebutuhan kondisi dan kasus pasien
  7. Kalau memungkinkan, dokter atau perawat dapat menghubungi dokter atau perawat di RS rujukan melalui telepon untuk penyampaian informasi dan untuk mempersiapkan pasien
  8. Pasien gawat ( dalam keadaan stabil) harus ditemani oleh dokter dan atau perawat yang telah menguasai dan mampu melakukan teknik-teknik life saving serta bertanggung jawab dalam melakukan observasi dan pemantauan kegawatdaruratan pasien sampai ke RS rujukan
  9.  Petugas yang mengantar melakukan serah terima pasien kepada petugas pada RS rujukan  







Sabtu, 12 November 2011

Pingsan (sinkop)


a.         Pengertian
Pingsan (sinkop) adalah kehilangan kesadaran secara tiba-tiba, biasanya hanya beberapa detik atau menit, karena otak Anda tidak mendapatkan cukup oksigen. Otak memiliki beberapa bagian, termasuk dua belahan otak, otak kecil, dan batang otak. Otak membutuhkan aliran darah untuk menyediakan oksigen dan glukosa ke sel-selnya. Agar tubuh tetap sadar, sebuah area yang dikenal sebagai sistem pengaktif retikuler yang terletak di batang otak harus hidup, dan setidaknya satu belahan otak harus berfungsi. Pingsan terjadi bila sistem pengaktif retikuler atau kedua belahan otak kekurangan darah, oksigen, atau glukosa.

1. Reaksi saraf vagus

Pingsan kebanyakan dipicu oleh saraf vagus yang menghubungkan sistem pencernaan ke otak dan berperan mengelola aliran darah ke otak dan usus. Overstimulasi saraf vagus memperlambat denyut jantung dan menurunkan tekanan darah sehingga mengurangi asupan darah ke otak yang menyebabkan pingsan. Stres berat, ketakutan, kecemasan, panik,  dan rasa sakit yang kuat dapat merangsang saraf vagus.

2. Perubahan tekanan darah

Perubahan tekanan darah dapat menyebabkan Anda pingsan. Kadang-kadang, jantung dan pembuluh darah tidak bereaksi cukup cepat ketika kebutuhan oksigen tubuh Anda berubah. Hal ini sangat umum pada orang tua dan pada orang yang memiliki kondisi kesehatan tertentu, sepertidiabetes. Pingsan dapat terjadi bila Anda berdiri terlalu lama atau bekerja lebih keras dari kemampuan.

3. Anemia

Anemia (kekurangan jumlah sel darah merah) dapat menyebabkan pingsan karena tidak cukup sel darah merah untuk memasok oksigen ke otak. Anemia dapat disebabkan oleh kurangnya asupan zat besi, penyakit atau perdarahan (misalnya, menstruasi berlebihan).

4. Dehidrasi

Kekurangan cairan dalam tubuh (dehidrasi) juga dapat menyebabkan pingsan. Dehidrasi dapat disebabkan oleh muntah, diare, demam, berkeringat, luka bakar atau kurang minum. Beberapa penyakit seperti diabetes juga dapat menyebabkan dehidrasi karena terlalu sering buang air kecil. Muntah dan diare, khususnya, juga merangsang saraf vagus sehingga berefek ganda.

5. Syok

Syok adalah kondisi yang ditandai oleh tekanan darah rendah yang kemudian dapat menyebabkan kehilangan kesadaran. Syok adalah keadaan darurat berbahaya yang biasanya berasal dari perdarahan, tetapi juga bisa berasal dari alergi parah (anafilaksis) atau infeksi parah. Korban syok biasanya terlihat bingung, sebelum kehilangan kesadaran saat kondisinya semakin buruk.

6. Obat

Obat-obatan yang dimaksudkan untuk mengendalikan tindakan tekanan darah tinggi dapat terlalu banyak menurunkan tekanan darah sehingga menyebabkan pingsan. Alkohol, kokain dan ganja juga dapat menyebabkan pingsan. Berbicaralah dengan dokter jika Anda berpikir pingsan Anda mungkin berhubungan dengan obat yang Anda pakai.

7. Hipoglikemi

Kekurangan gula darah (hipoglikemi) dapat membuat Anda pingsan. Hipoglikemi tidak hanya disebabkan oleh diabetes, tetapi juga karena Anda tidak makan untuk waktu yang lama.